Sarasehan Online APIKI 2020
Latar Belakang
Perubahan iklim merupakan dampak timbal balik perubahan neraca karbon antara di ekosistim daratan dan lautan dengan atmorpher. Dinamika perubahan land use dan land cover (LULCC) menjadi bagian yang sangat penting di masa mendatang terkait dengan perubahan iklim. Neraca karbon dalam ekosistim hutan dan lautan menjadi penentu perubahan gas-gas rumah kaca di atmorpher yang pada akhirnya menjadi penentu perubahan iklim. Dinamika deforestasi yang diekspresikan dengan perubahan tata guna lahan dan penutupan lahan mempengaruhi perubahan aliran energi, pertukaran gas-gas rumah kaca antara daratan, lautan dan atmorpher baik secara local, regional, dan global. Dinamika LULCC mempunyai dampak multisektor, dari sektor kehutanan, lingkungan, sosial dan ekonomi.
Cara pandang terhadap tataguna lahan (land use), penutupan lahan (land cover), dan penggelolaanya dapat menentukan kebijakan yang terkait dengan pendekatan penanganan perubahan iklim dan lingkungan. Pengurangan gas rumah kaca di atmorpher dapat dilakukan dengan meningkatkan neraca karbon di dalam ekosistim hutan dan perairan, dengan penghindaran emisi karbon melalui berbagai skema pengelolaan pada ekosistim di atas. Namun begitu di tahun-tahun mendatang masih banyak ketidak pastian pilihan dan alternatif dalam menghadapi perubahan iklim sektor kehutanan dan lingkungan terkait dengan perubahan landuse dan land cover. Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Perubahan kebijakan sektor kehutanan, dan dalam beberapa hal sektor kelautan, dengan penarikan kewenangan dari kabupaten ke provinsi diyakini yang masih mempengaruhi kondisi existing LULCC.
Disisi lain, adanya UU Omninbus law baru-baru ini tidak dihindari akan mempengaruhi kebijakan di sektor kehutanan dan lingkungan, dan perubahan iklim. Fenomena La Nina yang diprediksi akan datang tahun 2021 akan menimbulkan anomali cuaca, yang memicu bencana hidrometeorologi memerlukan perhatian yang serius terkait dengan kebijakan mitigasi dan adaptasi. Lebih lanjut Covid-19 menghampiri di semua sektor kehidupan masyarakat dan berbangsa juga akan mempengaruhi bangunan kebijakan dalam sektor kehutanan dan lingkungan. Dalam hal ini, non-carbon benefit atau co-benefit skema penanganan perubahan iklim, seperti alternatif ekonomi kreatif, ekoturisme, dan konservasi menjadi lebih penting terkait dengan pemulihan ekonomi.
Wilayah Indonesia mempunyai karakter, atribut ekosistim, iklim, kondisi sosial, ekonomi, dan tatanan pemerintahan, existing kebijakan terhadap perubahan iklim, mitigasi dan adaptasi yang bervarasi dari satu kawasan regional satu dengan lainya, bahkan mungkin tingkat lokal. Tentunya dinamika kebijakan dan politik hukum, dan iklim yang sangat cepat akan mempengaruhi kebijakan sektor kehutanan dan lingkungan, dan perubahan iklim, dan harus ditangkap oleh APIK Indonesia sebagai peluang untuk berpartisipasi dalam perubahan iklim. Oleh karena itu, adalah dirasakan sangat penting:
- Bahwa anggota APIK Indonesia yang tersebar seluruh Indonesia melakukan refleksi eksisting pengelolaan sektor kehutanan, sumberdaya alam dan lingkungan serta perubahan iklim, dan alternatif pengelolaan di masa mendatang;
- Bahwa perlu melakukan menentukan peran-peran Organisasi APIK Indonesia yang akan dilakukan di masa mendatang terkait kebijakan sektor kehutanan, kelautan, lingkungan, dan perubahan iklim.
Oleh karena itu pertemuan online anggota APIK Indonesia kali ini mengusung tema pokok:
Refleksi 2020: Transformasi APIKI dalam Menatap Perubahan Iklim dan Kehuatanan di Masa Depan
Peserta
Anggota APIK INDONESIA
Waktu dan bentuk pertemuan
Pertenuan online ini diselenggarakan pada hari Rabu, 28 Oktober 2020 dalam bentuk daring melalui zoom meeting.
Luaran
- Garis garis besar program akan menjadi rujukan kegiatan anggota dalam tahun-tahun mendatang terkait pengelolaan sumberdaya alam, kehutanan, dan perubahan iklim.
- Press release atau policy brief tentang kebijakan kehutanan dan perubahan iklim di masa mendatang.
Susunan Acara
Waktu | Narasumber dan Topik | Penanggungjawab |
08.00-08.30 | Registrasi | Panitia |
08.30-08.45 | Laporan Ketua Panitia Dr. Agus Susatya |
MC |
08.45-09.00 | Sambutan Ketua Umum APIKI Dr. Mahawan Karuniasa |
Moderator: Dr. Yunita Ismail |
09.00-09.30 | “Kebijakan Nasional Tentang Perubahan Iklim” Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Dr. Ruandha A. Sugardiman |
|
09.30-10.00 | “Kebijakan Perubahan Iklim Ditingkat Global” Pembina APIKI Dr. Nur Masripatin |
|
10.00-10.30 | “Transformasi Peran Scientist dalam Penanganan Perubahan Iklim Pasca Pandemi Covid-19” Pembina APIKI Prof. Deddy Hadriyanto |
|
10.30-10.45 | Diskusi | |
10.45-11.00 | Istirahat | Panitia |
11.00-12.30 | Presentasi refleksi/pararel 3 break out room* | Panitia |
11.00-12.30 | Room I Bagian Timur Region Papua, Region Maluku, Region Sulawesi |
Koordinator: Dr. Hendri |
11.00-12.30 | Room II Bagian Tengah Region Bali dan Nusa Tenggara, Region Kalimantan |
Koordinator: Dr. Gusti Anshari |
11.00-12.30 | Room III Bagian Barat Region Jawa, Region Sumatera |
Koordinator: Arief Sulfie |
12.30-13.00 | Istirahat | Panitia |
13.00-13.15 | Refleksi dan transformasi organisasi “Presentasi hasil refleksi dan transformasi Room I” Juru bicara Room I |
Juru Bicara: Prof Agus Kastanya |
13.15-13.30 | Refleksi dan transformasi organisasi “Presentasi hasil refleksi dan transformasi Room II” Juru bicara Room II |
Juru Bicara: Dr. Markum |
13.30-13.45 | Refleksi dan transformasi organisasi “Presentasi hasil refleksi dan transformasi Room III” Juru bicara Room III |
Juru Bicara: Dr. Yunita Ismail |
13.45-14.00 | Refleksi dan transformasi Sekretariat Nasional | |
14.00-14.30 | Istirahat | Panitia |
14.30-15.00 | Penutup “Simpulan dan press release” Dr. Mahawan Karuniasa |
MC |
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!